Jumat, 01 Agustus 2008


ISLAM DIBALIK KONFLIK DARFUR


Seorang komandan berpangkat tinggi yang mempersenjatai dan memimpin pasukan milisia Arab Janjawid dalam serangan2 terhadap ratusan desa di Darfur telah mengakui perbuatannya. Dia mengatakan bahwa dia melakukan hal itu atas perintah Pemerintah Islam Sudan.
Para ahli hukum penuntut dari Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court) hari ini diharapkan akan mengambil keputusan penting dalam upaya menyeret pemimpin2 Sudan ke pengadilan dengan mengajukan bukti2 terhadap Presiden Sudan yakni Omar Hassan al-Bashir.

Sewaktu para ahli hukum menyusun perkara melawan para pemimpin Sudan di Khartoum, beberapa bukti pembunuhan oleh Pemerintah Sudan yang paling menjatuhkan datang dari Arbab Idries, yang menjadi komandan tentara di tahun 2003-2007.

Diperkirakan 300.000 orang kulit hitam Afrika mati dalam pembantaian ras negro di Darfur oleh milisia Arab. Amerika Serikat menggolongkan hal ini sebagai genosida. Sekitar 2,5 juta pengungsi harus meninggalkan rumah2 mereka.

Dalam wawancara yang ditayangkan TV Inggris malam ini, Pak Idries menjabarkan bagaimana dia ditugaskan oleh pejabat senior Pemerintah untuk merekrut orang2 Arab Islam dari Sudan Utara, dan dia sendiri memimpin 5.000 pasukan berkuda untuk membantai orang2 negro Sudan Selatan yang non-Islam.



Dia mengakui bahwa tentara di bawah kekuasaannya melakukan perkosaan2 dan pembunuhan atas orang2 tua dan anak2. “Kami menyerang desa2 yang hanya berpenghuni orang2 negro,” kata Pak Idries.
“Mereka semua adalah warga sipil. Mereka tidak punya senjata.”

Pemerintah Khartoum selalu menyatakan bahwa pembantaian adalah karena pertentangan antar suku di daerah terpencil yang tidak terjangkau Pemerintah. Tapi pengakuan rinci dari Pak Idries tentang usaha pembantaian merupakan bukti yang sangat kuat terhadap Pemerintah Sudan. Setelah keluar dari rezim Sudan, dia melarikan diri ke luar negeri dan sekarang bersembunyi dan mencoba bernegosiasi dengan pihak pengacara penuntut internasional.

Dia mengaku muak dengan pembantaian2 itu, tapi tampaknya dia takut dijadikan kambing hitam karena manuver politik dalam rezim Sudan. Laporan2 dari Khartoum menunjukkan bahwa para pejabat senior semakin takut terhadap tekanan internasional yang berusaha menyeret pelaku kriminal perang. Hal ini tampaknya akan membuat mereka nantinya mencari kambing hitam.

Dengan semakin dekatnya keputusan pengadilan internasional, pihak Pemerintah Sudan tampak semakin marah. Juru bicara Sudan di PBB berkata segala tuntutan hukum terhadap Presiden Sudan akan dianggap sebagai “tindakan kriminal.” Orang2 Barat di Khartoum saat ini berjaga-jaga akan kemungkinan terjadinya serangan balas dendam.

Pengakuan Pak Idries mengerikan dan sekaligus meyakinkan karena menyatakan keterangan rinci dari kebuasan pasukan Arab Muslim berkuda yang sangat benci orang2 negro Darfur. Perbuatan mereka juga menunjukkan rencana matang usaha pemberantasan rasial.

Dia berkata, “Kalau kita masuk suatu desa, kita lalu akan merampok dan menjarah apapun sebanyak mungkin. Kami masukkan pasir ke dalam sumur dan lalu menutupnya. Kami potong pepohonan dan bakar desa2. Pokoknya kami ingin memaksa masyarakat kabur dari daerah2 mereka dan kami memastikan mereka tidak bisa lagi balik kembali untuk hidup di tempat itu."



Foto2 bareng dong wahai penjarah, penjajah, pemerkosa, penghancur, pembunuh, perampas, perusak, perampok ... kalian telah bersunnah nabi persis seperti junjunganmu.

Islam: Agama Penuh Kedamaian?

Saya membaca di beberapa surat kabar dan majalah
beberapa waktu yang lalu, dimana dikatakan bahwa Islam
adalah agama penuh kedamaian, dan tidak pernah
mengajarkan kekerasan. Apakah hal itu benar?

Apabila dilihat dari sejarahnya, memang benar bahwa
penyebaran Islam itu dilakukan secara damai, melalui
jalur perdagangan, dakwah dan menikah dengan warga
setempat. Dan dalam ajarannya juga mengajarkan bahwa
sesama umat Islam adalah saudara sehingga harus saling
membantu (seperti yang dilakukan oleh beberapa umat
Islam belakangan ini - dengan semangat tinggi membela
rakyat Afghanistan tapi melupakan rakyat sendiri,
seperti Aceh).

Bisa saya katakan di sini untuk 'memperhalus' keadaan,
mungkin memang Islam adalah agama penuh kedamaian tapi
tidak fleksibel dalam pelaksanaannya. Atau mungkin
ajarannya fleksibel tapi para penganutnya yang 'bebel'
(keras kepala). Dalam beberapa ajarannya di Al-Qur'an
dikatakan bahwa apabila ada yang bersalah maka ia
harus dihukum, sebagai contohnya apabila tertangkap
mencuri, maka tangannya akan dipotong. Mungkin hukuman
tersebut dapat diterapkan pada masa lampau. Tapi
tidakkah itu sudah mulai mengajarkan kekerasan?
Mudah-mudahan saya yang salah membacanya - dan
syukurlah kalau memang benar saya salah membaca maka
hal itu bisa diluruskan di sini.

Tapi tetap saja hukuman tersebut masih diterapkan di
beberapa tempat. Sayang sekali! Masih banyak lagi
contoh yang bisa saya katakan di sini. Adanya
perbedaan perlakuan antara pria dan wanita, bahwa
wanita harus lebih tertutup dalam berpakaian, sehingga
tidak dianggap menggoda pria. Saya hanya mau
menanyakan apakah pria-pria Islam itu sudah pernah
merasakan cara berpakaian seperti itu? Tidakkah
dibayangkan panasnya berpakaian dengan cara seperti
itu. Pernah saya berkomunikasi dengan wanita Muslim
dan saya tanyakan apakah tidak panas menggunakan
pakaian yang tertutup semua dari ujung kaki hingga
ujung kepala. Dan dia menjawab, lebih baik panas di
bumi ini daripada panas di neraka. Tapi yang muncul
dipikiran saya, apakah dengan cara berpakaian seperti
itu dapat masuk surga. Bagaimana kalau ternyata dia
tidak berbuat amal juga di dunia ini? Sudah panas di
bumi, masih juga panas di neraka. Kasihan itu namanya.


Saat ini saya juga melihat banyak seminar yang
berbicara bahwa Islam itu tidak mengajarkan kekerasan,
tapi mana buktinya. Kalau hanya digembar-gemborkan
setiap hari, dan hanya berupa kata-kata, maka setiap
orang juga bisa melakukannya. Saya bisa bilang kalau
Taliban itu tidak mengharuskan para lelaki berjenggot,
tapi kenyataannya dimana-mana saat Taliban masih
berkuasa semua laki-laki di Afghanistan berjenggot,
dan apabila tidak maka akan dihukum. Konyol!

Boleh-boleh saja melakukan pembelaan diri, tapi jangan
sampai kelihatan tolol seperti itu. Ketololan itu
ditambah pula dengan adanya aksi pemaksaan oleh FPI
pada aksi-aksi mereka. Contohnya tahun lalu selama
bulan puasa, adanya berita bahwa FPI merusak salah
satu tempat penyimpanan minuman keras - lalu mereka
menyita minuman keras tersebut dan dibawa pergi untuk
dimusnahkan. Kenapa harus dibawa pergi? Kenapa tidak
dimusnahkan ditempat kejadian? Apakah minuman tersebut
diminum sendiri atau dijual kembali dan hasilnya
digunakan sebagai dana aksi pengrusakan. Pintar juga
caranya! Lalu juga Laskar Jihad menguasai jalur
minuman keras di Maluku. Wah, munafik sekali
orang-orang ini.

Satu lagi contoh apakah benar Islam adalah agama penuh
kedamaian? Mengenai bulan puasa tahun ini, banyak
tuntutan dari organisasi Islam dan beberapa umat Islam
(tidak saya katakan semua umat Islam, karena ada juga
umat Islam yang sebenarnya tidak setuju dengan hal
ini) yang sudah meminta pada Pemda masing-masing untuk
menutup usaha hiburan malam - dengan alasan untuk
menghormati para Muslim yang sedang melaksanakan
ibadah puasanya. Bukankah itu suatu bentuk pemaksaan -
walaupun secara halus? Dan yang lebih memalukannya
lagi adalah himbauan pelarangan usaha hiburan malam
itu juga datangnya dari MUI - suatu organisasi yang
memayungi kaum Islam seluruh Indonesia, yang merupakan
(seharusnya) tempat para Muslim intelektual yang
mempunyai pemikiran bijaksana (idealnya). Ditambahkan
pula dengan berita bahwa adanya pawai organisasi Islam
yang meminta usaha hiburan untuk tutup selama sebulan,
kalau tidak menuruti maka akibatnya ditanggung
sendiri. Sok jagoan sekali. Serasa seperti penguasa -
mungkin memang mereka ingin jadi penguasa, namun tidak
kesampaian. Lalu jadinya seperti ini.

Setiap tahun saya selalu bertanya, kenapa setiap hal
yang berbau Islam, maka seluruh manusia yang kebetulan
berada di Indonesia (orang asing yang sedang berlibur,
atau warga Indonesia beragama lain) harus menuruti
kondisi tersebut. Memang 90% dari jumlah penduduk
Indonesia adalah Islam. Tapi harus disadari pula, ada
umat Islam (moderat) yang merasakan hal tersebut tidak
benar dan tidak ingin melakukannya - atau bahasa
lugasnya tidak munafik. Kenapa orang-orang Islam yang
munafik itu tidak memperhitungkan suara-suara
minoritas? Apakah karena minoritas maka tidak perlu
dipertimbangkan? Kalau begitu sama saja dengan kondisi
Orde Baru (makanya jangan suka berteriak-teriak, untuk
menghapuskan sistem Orde Baru - kenyataanya sistem
tersebut ternyata nikmat juga? Menindas dan tidak
perlu memperhitungkan kondisi minoritas).

Lalu dengan permintaan menutup tempat hiburan malam -
apakah pernah terpikir mengenai para pekerja dari
usaha hiburan tersebut. Apakah MUI mau memberi mereka
nafkah selama sebulan sebesar gaji yang mereka terima?
Ataukah MUI, FPI dan yang lainnya beranggapan bahwa
mumpung lagi bulan puasa, ya tidak usah makan saja. -
Masih untung para pekerja itu bekerja secara halal,
tidak mencuri atau menodong. Masalah lain adalah
restoran-restoran di siang hari diharuskan menggunakan
tirai untuk menutupi beberapa tamunya yang datang dan
untuk makan. Apakah sedemikian parahnya sehingga harus
diberlakukan seperti itu.

Karena menurut saya pribadi - ibadah puasa memang
suatu hal yang diajarkan oleh agama Islam, tapi tidak
bersifat memaksa bagi pemeluknya. Apabila menjalankan
mendapatkan pahala besar. Namun, tidak pernah ada dan
tidak pernah saya baca bahwa penganut agama lain pun
diharuskan untuk merasakan hal yang sama walaupun
tidak secara langsung. Contohnya, seperti tadi -
dengan makan siang di restoran dan restoran tersebut
diharuskan menggunakan tirai. Bisa dikatakan dengan
bahasa yang lebih halus, tolong kalau mau makan jangan
kelihatan yang sedang berpuasa karena hal itu adalah
godaan., nanti mereka lapar juga. Lucu sekali!! Karena
kalau memang mereka niat untuk menjalankan ibadah
puasa - ada makanan depan mata, seharusnya tidak
tergiur. Seperti beberapa teman saya, malah ada yang
menemani saya untuk sekedar makan siang di
café/restoran, dan setelah saya tanyakan - dia
mengatakan tidak masalah, karena kemauan itu datangnya
dari hati. Itu baru saya acungkan jempol.

Juga untuk hiburan malam, dikatakan mengganggu bulan
suci. Kenapa? Saya rasa tidak benar. Karena hiburan
malam itu dilakukan di gedung tertutup (apalagi di
hotel-hotel), dan tidak akan kelihatan dari luar.
Kalau memang ada penganut agama Islam yang sedang
berpuasa dan malamnya datang ke tempat hiburan itu
sendiri, bukankah itu atas dasar kemauannya sendiri?
Kenapa untuk menghindari hal tersebut orang lain yang
harus mengerti dan 'menderita'? Kalau larangan itu
berdalih dengan mengatakan bahwa mayoritas penduduk
Indonesia adalah Islam - bisa saya katakan BOHONG
BESAR. Hal ini dilakukan oleh mereka-mereka yang
munafik dan iri hati. Sebenarnya mereka tidak ingin
berpuasa dan ingin bersenang-senang di malam hari, dan
makan di siang hari - tapi karena malu dan takut (jadi
bukan puasa yang tulus), mereka menggunakan dalih lain
untuk menutupi hal tersebut. Mereka itu adalah
sebenarnya tidak dapat menahan napsu duniawinya
sendiri, dan meminta orang lain untuk mengerti.
Picik!!!

Kalau mau dikatakan agama penuh kedamaian - tolonglah
untuk lebih fleksibel dan mau menghargai yang pihak
lain. Jangan hanya memikirkan dirinya sendiri. Hai
orang-orang PICIK, MUNAFIK, DENGKI DAN IRI HATI -
sadar dong!!

Agama Islam = Agama Perang

Tebak?
- Muhammad mengajarkan pengikutnya bahwa tidak ada yg lebih suci daripada perang jihad
- Muhammad berkata pada orang2nya utk menawarkan non muslim tiga pilihan: memeluk islam, penaklukan atau mati.
- Ajaran2 ini bukan doktrin yg dipinggirkan atau sampah sejarah - tapi masih diajarkan dalam islam garis keras.

Quran cukup jelas tentang peperangan bahwa muslim harus berperang melawan kafir, tapi Quran juga punya kekurangan dalam hal kejelasan secara menyeluruh. Dalam keseluruhannya, Quran adalah sebuah monolog: Allah hanya satu-satunya pembicara (dg beberapa pengecualian yg perlu dicatat), dan tidak punya perhatian khusus akan keinginan melanjutkan cerita, dia berbicara dg Muhammad mengenai banyak kejadian2 dalam kehidupan sang nabi dan mengenai nabi2 ‘muslim’ sebelumnya (yg paling banyak, Abraham, Moses dan Isa). Membaca quran seakan seperti berjalan dan mendengarkan sebuah pembicaraan pribadi antara dua orang yg tidak kita kenal: membingungkan, kehilangan arah pembicaraan dan pada akhirnya tidak dapat dipahami.

Disinilah Hadits, tradisi yg diterapkan oleh Muhammad, masuk. Hadits adalah buku dg volume banyak sekali yg mengisahkan kisah2 Muhammad yg mana dia (dan kadang para pengikutnya) menjelaskan bagaimana dan dalam situasi apa ayat2 Quran ‘turun’ padanya, pernyataan akan pertanyaan2 yg menyebabkan perselisihan, dan memberi contoh. Dalam sejumlah kecil ahadits (kata jamak dari hadits), Muhammad mengutip perkataan Allah yg tidak muncul dalam Quran; ini dikenal sebagai ‘hadits qudsi’ atau ‘hadits suci’, dan para muslim menganggap hadits2 tsb sama seperti perkataan Allah yg diturunkan dalam Quran itu sendiri. Ahadits lain yg muslim anggap asli punya otoritas nomor dua setelah Quran itu sendiri - dan sering teks2 Quran tidak akan dapat dipahami tanpa hadits2 tsb.

Fokus utama dari banyak Hadits ini, ngga heran, adalah perang.

Mitos PC: ajaran perang Islam hanya sebuah elemen kecil pada agama ini

Okay, jikapun Quran berisi beberapa ayat tentang perang, tapi ini tidak berarti para muslim setuju dg hal itu, benar? Lagipula, ada banyak orang kristen yg tidak menganggap serius doktrin kristen, yg ngga?

Tentu saja; betapapun pemusatan jihad kekerasan dalam islam itu tidak salah lagi; Malah, nabi islam berulang2 menegaskan bahwa tidak ada perbuatan lain yg lebih baik lagi bagi para pengikutnya selain melakukan perang jihad. Jika seorang muslim diminta utk menyebutkan “perbuatan paling mulia” yg dapat dilakukan, selain memeluk islam, nabi menjawab, “Utk berpartisipasi dalam jihad (perang suci) dijalan Allah.” [1] Dia menjelaskan bahwa “menjaga para muslim dari orang2 kafir agar tetap dijalan Allah selama satu hari jauh lebih berharga dari dunia dan segala isinya.” [2] Utk “sebuah perjalanan yg dilakukan utk melakukan jihad baik dimalam hari atau siang hari patut mendapat pahala yg lebih baik dari pada dunia dan segala isinya.” [3].

Muhammad juga memperingatkan bahwa para muslim yg tidak melakukan jihad akan dihukum: “Muhammad sangat tegas mengenai perlunya jihad bukan hanya bagi dirinya pribadi, tapi untuk setiap muslim. Dia memperingatkan orang2 percaya bahwa ‘dia yg tidak bergabung dalam perang jihad, atau melengkapi, atau menjaga dan memelihara keluarga pejuang ketika dia pergi, akan dihantam Allah dg bencana.” [14]

Mereka yg bertempur dijalan jihad akan menikmati surga di tingkat yg lebih tinggi dari yg dinikmati orang lainnya:

Diceritakan dalam otoritas Abu Sa’id Khudri bahwa Rasul Allah (mbpuh) berkata (padanya): Abu Sa’id, siapapun yg dg senang hati menerima Allah sebagai tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai rasulnya berhak masuk surga. Dia (Abu Sa’id) bertanya2 mengenai hal itu dan berkata: Rasul, ulangi lagi untukku. Dia (Rasul Allah) melakukannya dan berkata: Ada perbuatan lain yg akan mengangkat posisi seseorang dalam surga ketingkat yg 100 kali lebih tinggi, dan ketinggian dari tingkat satu dan yg lainnya sama dg ketinggian dari langit ke bumi. Dia (Abu Sa’id) berkata: Perbuatan apakah itu? Dia Menjawab: Jihad dijalan Allah! Jihad dijalan Allah!

Dikesempatan lain “seorang laki2 menemui Rasul dan berkata, “perintahkan padaku sebuah perbuatan yg sama pahalanya dg jihad.” Jawab rasul, “tak kutemukan perbuatan demikian.” [16]

Tiga Pilihan

Dalam satu hadits kunci, Muhammad memberi tiga pilihan yg harus muslim tawarkan pada non muslim:

Dilaporkan dari Sulaiman b. Buraid melalui ayahnya bahwa ketika Rasul Allah (mpbuh) menunjuk seseorang sebagai pemimpin sebuah pasukan atau detasemen dia akan secara khusus memerintahkannya utk takut akan Allah dan berbuat baik pada kaum muslim yg bersamanya. Dia akan berkata: Bertempurlah dalam nama Allah dan dijalan Allah. Bertempurlah melawan mereka yg tidak percaya akan Allah. Ciptakan perang suci… Jika kau temui musuhmu yg adalah orang politeis, undang mereka utk memilih tiga pilihan. Jika mereka menjawab salah satu dari tiga ini, kau juga menerimanya dan menahan diri utk melukai mereka. Undang mereka utk menerima islam; jika mereka menerima itu, terimalah dan berhentilah memerangi mereka… jika mereka menolak menerima islam, tuntut jizya (pajak kafir) dari mereka. Jika mereka setuju membayar, terima dan longgarkan tanganmu. Jika mereka menolak membayar pajak, mintalah pertolongan Allah dan lawan mereka.”

Pilihan bagi kafir adalah:

(1) Terima Islam.
(2) Bayar Jizya, pajak non muslim, yg merupakan batu penjuru dari seluruh sistem undang-undang yg tujuannya mempermalukan dg memberi status non muslim sebagai warga negara kelas dua dibawah hukum islam.
(3) Perang dg muslim

Ingat selalu, “Hidup berdampingan dg damai dan sederajat dalam sebuah masyarakat plural” bukanlah salah satu dari pilihan diatas.

Dalam hadits yg diceritakan berulang kali dalam sebuah kumpulan tradisi, yg oleh para muslim dianggap sbg hadits yg paling bisa diandalkan, Muhammad mengatakan bahwa dia telah “memerintahkan utk berperang melawan orang2″ hingga mereka menjadi muslim, dan bahwa mereka yg melawan berisiko kehilangan nyawa dan hartanya: “Sang nabi bicara dg jelas tentang tanggung jawabnya utk berperang bagi agama yg dia temukan: “Aku telah diperintah (Allah) utk berperang melawan orang2 hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan lain yg patut disembah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan lakukan Shalat dan memberi Zaakt, jadi jika mereka melakukan semua itu, lalu mereka menyelamatkan nyawa dan harta mereka dari aku kecuali utk hukum2 islam, dan perhitungan utk itu akan dilakukan oleh Allah.”"

Bukan hanya pendapat Muhammad, Tapi Hukum

Okay, jadi Muhammad diperintahkan utk bertempur melawan orang2 hingga mereka masuk islam atau tunduk pada hukum islam. Dan Quran mengajarkan perang. Tapi ini tidak berarti para muslim diajarkan semua ini, benar? Tidakkah kita lihat dibab 2 bahwa sebagian dari bible juga tidak diartikan secara harafiah oleh kebanyakan yahudi dan kristen? Tidakkah hal ini sama dalam islam? Tidakkah anda hanya memilih-milih ayat dalam usaha utk menjelekkan islam?

Tidak. Fakta tidak menyenangkan adalah bahwa perang jihad kejam melawan kafir bukanlah doktrin murtad yg dipegang oleh sekelompok kecil garis keras, tapi sebuah elemen konstan dari teologi utama islam. Islam disibukkan dg pertanyaan2 hukum; tentu saja, hukum2 islam berisi instruksi2 hingga perincian hal2 sepele akan tingkah laku individu, dan juga berisi aturan2 struktur pemerintahan dan hubungan antar negara. Didalam ini juga berisi penegasan yg tidak mungkin keliru mengenai pemusatan perang jihad melawan kafir. Ini benar2 ada pada keempat sekolah2 ilmu Hukum terkenal dari Muslim Sunni, Maliki, Hanafi, Hambali dan Shafi’I, yg mana menjadi milik mayoritas dunia muslim. Sekolah2 ini berabad2 lalu memformulasikan hukum2 tentang pentingnya Jihad dan cara melakukannya; tapi, ini tidak berarti bahwa hukum2 ini sudah jadi sejarah kuno dan telah digantikan dg aturan2 yg baru. Ini adalah dan masih menjadi sebuah prinsip umum yg diterima didunia islam yg menyatakan bahwa “gerbang ijtihad,” atau penyelidikan bebas terhadap Quran dan tradisi Islam dg maksud utk menemukan aturan2 Allah, telah ditutup berabad-abad lalu. Dg kata lain, ajaran islam dalam masalah2 prinsipil telah lama ditetapkan dan tidak boleh dipertanyakan lagi. (agar yakin, terdapat muslim2 reformasi saat ini yg meminta utk dibukanya kembali “gerbang ijtihad” agar Islam dapat ditafsirkan kembali, tapi sejauh ini permintaan tsb tidak diindahkan oleh otoritas penting dan paling berpengaruh didunia islam).

Dg demikian, menghalangi dibukanya kembali ‘gerbang ijtihad,’ yg kelihatannya tidak akan terjadi, aturan2 ini akan tetap jadi standar bagi muslim2 kebanyakan. Keempat sekolah Sunni paling berpengaruh ini setuju akan pentingnya Jihad. Ibn Abi Zayd al-Qayrawani (meninggal 996), seorang hahli hukum Maliki, mengumumkan:

“Jihad adalah aturan dari institusi ilahi. Pelaksanaannya oleh individu tertentu bisa membuang hal2 lain darinya. Kami para Maliki bertahan bahwa lebih disukai utk tidak memulai permusuhan dg musuh sebelum mengundangnya utk memeluk agama Allah kecuali jika musuh menyerang lebih dulu. Mereka punya alternatif apa masuk islam atau membayar pajak kafir (jizya), pendeknya perang akan diumumkan melawan mereka.” [10]

Demikian juga, Ibn Taymiyya (meninggal 1328), seorang ahli hukum Hambali yg menjadi favoritnya Osama bin Laden dan para pejihad modern lainnya, mengatakan:

“Karena perang hukum adalah intinya jihad dan karena tujuannya adalah demi agama Allah sepenuhnya dan perkataan Allah yg dijunjungnya, dg demikian menurut semua muslim, mereka yg menghalangi tujuan ini harus diperangi. Sedang bagi mereka yg tidak melawan atau tidak dapat berperang, seperti wanita, anak2, rahib, orang tua, buta, cacat dan sebagainya. Mereka tidak akan dibunuh kecuali mereka sungguh2 berperang memakai kata2 (yakni propaganda) dan berlaku demikian (yakni jadi mata-mata atau membantu dalam peperangan).” [11]

Sekolah Hanafi menyuarakan suara yg sama:

Adalah tidak sesuai dg hukum utk berperang pada orang yg tidak pernah diundang utk beriman, tanpa sebelumnya mengharuskan mereka utk memeluk islam, karena nabi memerintahkan demikian dalam perintahnya, mengundang kaum kafir utk beriman dan juga karena semua orang akan karenanya merasa bahwa mereka diserang demi agama, dan bukan demi harta mereka atau demi perbudakan anak2 mereka dan dengan pertimbangan ini adalah mungkin bahwa mereka dibujuk utk setuju mengikuti panggilan iman, untuk menyelamatkan mereka sendiri dari kesulitan2 perang… Jika para kafir, dalam menerima undangan ini, tidak setuju ataupun mau membayar pajak jizyah, maka menjadi kewajiban para muslim utk meminta pertolongan Allah dan berperang terhadap mereka, karena Allah adalah pembantu mereka yg melayaniNya, dan penghancur musuh2Nya, kaum kafir, dan adalah perlu utk memohon pertolonganNya dalam setiap kesempatan; lagipula, nabi, memerintahkan kita utk melakukan itu.” [12]

Akademisi Shafi’I Abu’l Hasan al-Mawardi (meninggal 1058), yg mengulangi instruksi Muhammad utk mengundang kafir menerima islam atau melawan mereka jika mereka menolak, juga setuju:

Mushrikin (kafir) dari Dar al-Harb (Arena peperangan) ada dua tipe: Pertama, mereka yg telah diundang masuk islam, tapi menolak dan mengangkat senjata. Para Amir dari pasukan muslim boleh memerangi mereka … dalam pertimbangan dg apa yg dia nilai utk kebaikan para muslim dan dan utk azab yg paling hina bagi para kafir… Kedua, mereka yg belum diundang masuk islam, meski orang demikian dijaman ini sangat sedikit karena Allah telah mewujudkan panggilannya kepada UtusanNya… dilarang utk… memulai menyerang sebelum menjelaskan undangan islam pada mereka, beritakan pada mereka keajaiban2 sang nabi dan jelaskan bukti2 agar mendorong sikap menerima mereka; jika mereka masih menolak setelah ini, memerangi diwajibkan dan merka akan diperlakukan sama dg mereka yg telah diundang masuk islam.”

Bukti bahwa tak satupun hal ini jadi perhatian sejarah adalah pedoman lain dari hukum Islam Shafi’i yg disahkan tahun 1991 oleh otoritas tertinggi Islam Sunni, Universitas Al-Azhar, Cairo. Buku Pedoman itu “Umdat al Salik (tersedia dalam bahasa inggris “Reliance of the Traveller”), diumumkan utk memenuhi “praktek dan iman dari komunitas Sunni Ortodoks”. [14]. Setelah menjelaskan perihal “Jihad terbesar” sebagai “perang spiritual melawan hal2 yg lebih rendah dari itu”, lalu buku itu menulis 11 halaman menerangkan “Jihad yg lebih rendah”. Yg menerangkan jihad ini sebagai “perang melawan kafir,” perhatikan perkataannya “secara etimologi (ilmu asal kata) berasal dari kata mujahada, yg berarti perang utk menegakkan agama.” [15]

‘Umdat al-Salik menerangkan sifat dari peperangn ini dalam terminologi yg cukup spesifik: “Kalifah berperang dg Yahudi, Kristen dan Zoroastrian.. hingga mereka menjadi Muslim atau membayar pajak kafir.” Lalu diikuti sebuah komentar oleh ahli hukum Jordania yg menyebut instruksi Muhammad utk mengundang kafir masuk islam sebelum memerangi mereka: Kalifah melakukan perang hanya “setelah dia mengundang lebih dulu (Yahudi, Kristen dan Zoroastrian) utk memeluk islam dalam iman dan prakterk, dan jika mereka menolak, lalu undang mereka utk memasuki pemerintahan sosial Islam dg membayar pajak kafir (Jizya)… sambil mereka tetap memegang agama mereka masing2.” [16]. Juga, jika tidak ada kalifah, para muslim akan tetap melakukan Jihad. [27]

Hukum2 ini dikenal baik selama berabad-abad oleh mereka yg menderita karenanya. Gregory Palamas (1296-1359), seorang Rahib Yunani dan teolog (sekarang dianggap orang suci oleh gereja ortodoks) yg dipenjarakan oleh bangsa Turki, berkata tajam tentang para muslim: “Orang2 keji ini, dibenci Tuhan dan sangat keji, berbangga diri karena telah mengalahkan bangsa Romawi (yakni Byzantine) karena kecintaan mereka pada tuhan… mereka hidup dengan panah, pedang dan pesta pora, menikmati perbudakan mereka, mengabdikan diri pada pembunuhan, penjarahan, harta rampasan… dan tidak saja mereka melakukan kejahatan2 ini, tapi bahkan - betapa sebuah penyelewengan luarbiasa - mereka percaya bahwa tuhan menyetujui semua yg mereka lakukan.” [18]

Mitos PC: Islam adalah agama damai yg dibajak oleh sekelompok kecil minoritas garis keras

Ini, tentu saja, adalah Moyangnya mitos PC tentang Islam. Namun tetap ngotot dan bandel meski dihadapkan pada segunung bukti2 yg sebaliknya, baik dari teolog islam maupun dari koran2 sekarang, hal ini karena kenaifan multikultural dan kesinisan yg bermuka dua dari mereka. Bahkan teoretikus persaudaraan Muslim Sayyid Qutb, salah satu penganjur terkencang Jihad Keras abad 20, mengajarkan (tanpa sedikitpun ironi) bahwa islam adalah agama damai. Tapi, dia punya pengertian “damai” tersendiri: “Ketika islam berjuang utk kedamaian. Tujuannya bukan kedamaian yg dangkal yg hanya membutuhkan sebagian dunia dimana para pengikut islam bisa tinggal dg aman. Kedamaian yg diinginkan islam adalah bahwa agama (yakni hukum masyarakat) dimurnikan utk tuhan, bahwa kepatuhan semua orang hanya utk Allah saja, dan bahwa beberapa kelompok orang tidak boleh jadi tuan bagi orang lainnya. Setelah perioda nabi - pboh - hanya tahap akhir dari gerakan Jihad yg harus diikuti; tahap awal dan tahap menengah tidak bisa diterapkan lagi.” [20]

Dg kata lain, islam adalah agama damai yg akan terjadi jika setiap orang adalah muslim atau setidaknya menjadi subjek dari negara islam. Dan utk mendirikan kedamaian itu, para muslim harus berperang.

Tapi bagaimana dengan Muslim2 Moderat?

Seperti yg saya demonstrasikan dalam tiga bab pertama, islam sangat unik dibanding agama2 lain didunia dalam hal pengembangan doktrin, teologi dan sistem hukum yg mensahkan perang melawan kafir. Bagaimanapun, banyak orang akan mengklaim bahwa dg menyusun bukti ini, saya mencoba membuat orang2 berpikir bahwa tiap muslim adalah teroris, dan bahwa penjaga toko kelontong dekat rumah anda yg adalah orang Arab dan Pakistan secara rahasia berkomplot merencanakan kejatuhan Amerika dg cara kejam. Ada yg bahkan akan berkata bahwa saya mencoba menghasut perbuatan kekerasan terhadap penjaga toko yg muslim dan orang2 muslim tak bersalah lainnya.

Ini tentu saja sepenuhnya omong kosong, tapi hal ini betul2 menandakan bahwa klarifikasi diperlukan. Yg pertama harus ditetapkan adalah fakta bahwa perang melawan kafir bukanlah pelintiran dari Islam, tapi benar2 dg tegas diulang2 dalam Quran, Hadits, Sirat Muhammad, dan aturan2 hukum dari tiap sekolah islam, hal ini tidak membuat setiap muslim adalah teroris.

Ada beberapa alasan prinsip utk ini. Satu adalah karena Quran itu ditulis dalam bahasa yg sulit, Arab Klasik, dan harus dibaca dan dilantunkan diwaktu2 tertentu oleh muslim dalam bahasa itu saja, herannya sejumlah besar orang yg mengaku muslim tidaklah mengerti apa artinya ayat2 yg dibacakan itu. Meski pihak media terus menukar2 kata “muslim” dan “Arab”, kebanyakan orang2 muslim didunia saat ini bukanlah orang Arab. Bahkan bagi Arab Modernpun, bahasa Arab klasik yg dipakai Quran, asing bagi mereka. Mereka sering menghafal Quran tanpa berpikir, tanpa pengetahuan yg jelas akan artinya. Seorang muslim pakistan sekali waktu dengan bangga memberi tahu saya bahwa dia telah menghapal sebagian besar dari Quran dan berencana untuk membeli terjemahannya suatu hari agar dia dapat tahu apa artinya. Kejadian2 seperti ini biasa bagi mereka, tapi bagi non muslim sampai tahap tertentu akan mengagetkan mereka.

Sampai saat ini, faktor budaya yg berbeda juga mencegah para muslim, khususnya di Eropa tengah dan Asia tengah, utk mengerti atau bahkan tahu banyak tentang ajaran sebenarnya dari islam tentang bagaimana caranya berurusan dg kafir. Hal ini berubah, di daerah2 tsb dan ditempat lain didunia. Para garis keras Muslim, meski tidak selalu didanai Arab Saudi, telah menjebol begitu dalam pada komunitas muslim yg menginginkan damai dg mengkhotbahkan islam yg keras sebagai “islam yg murni” dan memanggil para muslim utk kembali meneliti sepenuhnya agama mereka. [21]

Penerimaan tenaga2 baru ini berfokus pada Quran dan teks2 kunci islamik lainnya. Contoh, kasus Sahim Alwan, seorang penduduk amerika dan pemimpin komunitas Yaman di Lackawanna, New York, dan pernah menjadi presiden mesjid disana. Dia mendapat kehormatan menjadi orang amerika pertama yg mengikuti kamp pelatihan al Qaeda. Kenapa dia ikut? Dia diyakinkan oleh Kamal Derwish, pencari rekruitmen al-Qaeda. Alwan menjelaskan bahwa Derwish mengajarkan dia bahwa Quran berkata “anda harus belajar mempersiapkan diri. Seperti, anda harus siap2 kalau2 anda harus berangkat perang. Jika terjadi perang, maka anda akan dipanggil utk berjihad. Dan itulah aspek dari kamp pelatihan itu sendiri, utk belajar bagaimana caranya menggunakan senjata, dan hal2 seperti itu.” [22]

Tentu saja, ada muslim yg bekerja utk membawa perubahan didalam islam, tapi sangat sulit utk melihat motif mereka. Pembicara muslim amerika terkenal Siraj Wahaj, contohnya, sering disebut2 islam moderat. Ditahun 1991, dia bahkan menjadi muslim pertama yg membacakan doa di Kongres Amerika. Dan kenapa tidak? Tidak lama setelah serangan 11 September, dia persis mengatakan apa yg ingin didengar oleh orang Amerika yg masih terkaget-kaget, dari para muslim: “Aku sekarang merasa bertanggung jawab utk berkhotbah, dan benar2 melakukan jihad melawan para islam garis keras.” [23]
Apakah pemikiran aslinya jauh lebih keras atau tidak, belum jelas: lagipula, dia juga memperingatkan bahwa Amerika akan jatuh kecuali jika “menerima agenda islam.” [24] Dia menyesali bahwa “Jika saja para muslim pintar secara politik, mereka bisa mengambil alih Amerika dan menggantikan pemerintahan konstitusionalnya dg kekalifahan.” [25]. Diawal 1990an, dia mensponsori pembicaraan oleh Sheikh Omar Abdel Rahman di mesjid New York City dan New Jersey. Rahman belakangan didakwa berkomplot meledakkan world Trade Center ditahun 1993, dan Wahaj dituduh sebagai “pembantu komplotan yg berpotensial”.

Fakta bahwa seseorang yg ingin melihat Konstitusi digantikan telah memimpin doa bagi mereka yg telah disumpah utk menjunjung konstitusi tsb adalah sebuah tanda-tanda dari masalah yg masih akan berlangsung dan yg bertambah besar: Pemerintah dan media sangat ingin menemukan muslim moderat - dan seraya keinginan tsb meningkat, standar2 mereka akan muslim moderat telah menurun. Sayangnya, tidak mudah utk menemukan pemimpin muslim yg dg tulus meninggalkan Jihad kekerasan dan niat2 apapun, sekarang atau dikemudian hari, utk memaksakan Syariat dinegara2 non muslim.

Meskipun demikian, terdapat banyak sekali muslim di amerika dan seluruh dunia yg tidak mau ikut campur dg jihad global saat ini. Sementara hal ini karena lemahnya dasar teologi mereka, banyak juga yg secara gagah berani bekerja keras utk menciptakan islam moderat yg giat yg akan membuat para muslim dapat hidup damai berdampingan bersama tetangga non muslim mereka. Mereka ini harus dipuji, tapi jangan salah: Para Islam Moderat ini jumlahnya sangat tidak berarti dibanding jumlah muslim dunia saat ini. Dimana para muslim hidup damai berdampingan dg tetangga non muslim mereka, seperti di asia tengah dan tempat lain, ini bukan karena ajaran jihad yg telah direformasi atau ditolak; tapi karena ajaran itu diabaikan, dan sejarah mengajarkan kita bahwa ajaran2 tsb dapat muncul kembali diingat mereka kapan saja.

Sebuah buku yg seharusnya jangan dibaca
“An Introduction to Islamic Law” Sebuah pengenalan pada hukum islam, oleh Joseph Schacht; Oxford, Clarendon Press, 1982. Ini buku yg berat, sebagai pembuka mata kita dan juga sebagai bacaan akademis: Schacht adalah seorang akademisi serius yg secara menyegarkan bebas dari prasangka yg mendominasi penelitian2 islam diuniversitas2 saat ini. Sebuah contoh: “Dasar dari sikap Islam terhadap kafir adalah hukum perang; mereka harus masuk islam atau ditundukan atau dibunuh.”

Sama seperti saat ini: Pejihad Chechen menyebut hukum Jihad islam
Perjanjian2 hukum islam yg memerintahkan jihad tidak jadi berdebu disimpan dirak2 buku. Para pejihad menggunakan buku2 itu utk meyakinkan rekrutan baru yg mereka perlukan utk memenuhi tanggung jawab sebagai muslim utk memerangi kafir. Satu contoh hal ini muncul ditahun 2003 dari Dewan Syariat dari Dewan Pertahanan Negara (Majels al-Shura) Repubik Chechen di Ichkeria. Dalam publikasi bawah tanahnya, Jihad Today, Dewan Syariat mempublikasikan sebuah artikel berjudul “Jihad dan solusinya saat ini.” Pada tiga dari empat sekolah utama Fakultas Hukum Sunni mereka berdebat utk Jihad melawan Orang Rusia in Chechnya:
Pertama, Apa Jihad itu?
Sekolah Hambali menjelaskannya sebagai mengerahkan kekuatan dan energi dalam perang dijalan Allah melalui partisipasi pribadi, harta, perkataan dll.
Sekolah Maliki menganggapnya sebagai sebuah perang para muslim melawan kafir yg tidak mempunyai perjanjian, utk mengagungkan Kalimat Allah atau pada mereka yg melanggar teritorial muslim.
Sekolah Hambali berkata bahwa ini adalah sebuah perang melawan kafir, tidak seperti peperangan melawan pemberontak atau perampok atau maling. (Mugni-Muhtaj, vol6, hal 4). [20].

Sama seperti saat ini: Osama mengundang Amerika masuk Islam
Mengikuti contoh dari nabinya, Osama bin Laden mengundang Amerika utk memeluk islam pada suratnya yg bertanggal november 2002 “letter to the American People”:

Pada apa kami mengundangmu dan apa yg kami inginkan darimu?
(1) Yg pertama adalah kami mengundangmu masuk islam…
Islam adalah agama Jihad dijalan Allah sampai perkataan Allah dan agamaNya jadi penguasa tertinggi. [8]

“Perkataan Allah dan AgamaNya” jadi “penguasa tertinggi” satu2nya dalam pandangan ini ketika hukum islam sepenuhnya diterapkan dan dipaksakan dalam sebuah masyarakat. Para teroris dan kelompok Jihad telah mengumumkan niat mereka utk menyatukan negara2 islam didunia dibawah satu penguasa : Kalifah. Secara sejarah, kalifah adalah penerus nabi sebagai pemimpin politik dan religi para muslim, atau setidaknya muslim sunni. Kekalifahan dihilangkan tahun 1924; banyak para pejihad saat itu menandakan tahun itu sebagai awal kesengsaraan dunia islam. Mereka ingin mengembalikan kekalifahan, menyatukan dunia islam dibelakangnya, dan menerapkan kembali hukum islam (Syariat) di negara2 islam. Diluar Arab saudi dan Iran, Syariat saat ini hanya sebagian diterapkan, bahkan bisa dibilang hampir semuanya tidak diterapkan. Para pejuang islam modern mencoba membawa Syariat kepada negara2 non muslim dg kekerasan, dibawah panji Jihad.

Dari buku: POLITICALLY INCORRECT GUIDE OF ISLAM

APAKAH ISLAM AGAMA DAMAI?

“Islam adalah agama damai”. Ini pernyataan para politisi yang kerap kali kita dengar. Tetapi pernyataan politisi tidak selalu benar. Yang benar adalah : Islam BUKAN agama damai, melainkan agama yang mengajarkan kebencian, teror, dan perang.

Setelah mempelajari dengan seksama Quran dan Hadis, saya simpulkan bahwa banyak yang disembunyikan oleh para pakar Islam, sehingga banyak orang di dunia termasuk orang Muslim sendiri tidak mengetahui apa sebenarnya isi Quran. Islam, seperti yang diajarkan Quran dan Hadis (Biografi dan perkataan Nabi) merupakan agama yang Tidak Adil, Tidak Toleran, Kejam, Tidak Masuk Akal, Diskriminatif, Kontradiktif dan mengagungkan keyakinan buta.

Islam menganjurkan pembunuhan Non-Muslim dan pelanggaran hak azasi terhadap minoritas dan perempuan. Islam berkembang lewat pedang Jihad dan pembunuhan orang yang tidak mau tunduk kepadanya. Dalam Islam, murtad adalah kejahatan yang paling besar dan hukumannya adalah: mati.

Muhamad pada dasarnya adalah seorang teroris, karena itu terorisme tidak bisa dipisahkan dari Islam. Islam menuntut pengikutnya agar menyerahkan seluruh keinginan dan pemikirannya kepada Muhamad dan pelindung karangannya sendiri, Allah. Allah adalah tuhan yang tidak mengindahkan nalar, demokrasi, kebebasan berpikir dan kebebasan ekspresi.

Saya menolak Islam a) karena Muhamad tidak bermoral dan memiliki nilai etika rendah dan b) karena hal-hal yang tidak masuk akal (absurd) dalam Quran.

a) Muhamad bukan orang suci. Nafsu sexnya tidak terkontrol, bahkan pembantu, budak dan anak kecilpun ditidurinya. Pada umur 54 ia mengawini Aisha yang masih berumur 9 tahun !! Dia membunuh siapa saja, dimana saja, melakukan pembunuhan masal terhadap kaum Yahudi, memperbudak dan menjual para tawanan.

Ia merencanakan pembunuhan musuh, penyerangan, pengrusakan karavan dagang yang tidak bersalah dan penduduk desa yang tidak bersenjata. Dia membakari pohon-pohon, merusak sumur air, melontarkan kutukan dan menganjurkan kekejaman terhadap musuh-musuhnya. Ia biadab terhadap tawanan perang. Ia serakah dan suka mengkhayal telah melakukan hubungan sex dengan para istrinya.

Oleh karena itu saya tidak menganggap Muhamad sebagai orang wajar, apalagi sebagai pembawa pesan dari Tuhan.

b) Penelitian obyektif terhadap Quran menyimpulkan bahwa buku itu jauh dari keajaiban. Quran penuh dengan ilmu pengetahuan palsu, cerita sejarah yang tidak akurat, kesalahan matematika, pemikiran yang tidak wajar (absurd), tatabahasa yang salah dan nilai etika yang keliru. Mungkinkah Pencipta Alam Semesta sebodoh yang ditampilkan dalam Quran?

Quran memerintahkan Muslim untuk membunuh orang yang tidak percaya, dimana saja mereka ditemukan (Q2:191), memperlakukan mereka dengan kasar (Q9:123), sembelih mereka(9:5), perangi mereka(8:65), tantang mereka dengan segala kemampuan(25:52), perlakukan mereka dengan kekerasan karena tempat mereka di neraka (66:9) dan hajar kepala mereka; kemudian setelah membunuh banyak diantara mereka, sisa tawanan bisa ditukar dengan imbalan (47:4)

Kristen dan Yahudi diperintahkan agar ditundukkan dan dikenakan hukuman pajak, dipermalukan (9:29) dan jika mereka melawan, bunuh mereka !

Quran tidak mengakui kebebasan kepercayaan dan tidak mengakui agama lain selain Islam. Islam mengutuk mereka yang tidak percaya pada api neraka (5:10), mencap mereka sebagai najis(9:2), memerintahkan semua Muslim agar memerangi mereka sampai tidak ada agama selain Islam (2:193), sembelih atau salibkan atau potong tangan dan kaki para orang yang tidak percaya, dan singkirkan mereka dari tempat pemukiman mereka tanpa belas kasihan.

Islam berulang2 menekankan bahwa orang yang tidak percaya akan mendapat hukuman yang berat di alam baka (5:34) dan menggambarkan penderitaan yang mengerikan terhdp mereka dengan mengatakan bahwa mereka akan masuk neraka meminum air yang mendidih (14:17), bahwa mereka akan diselimuti dengan asap dan bara seperti sekat dan atap dari tenda dan jika mereka memohon belas kasih mereka akan diberi tembaga cair yang akan mencabik habis muka mereka (19:29), dan pakaian yang terbakar api akan dicabik dan kepala mereka akan disirami dengan air mendidih sehingga semua yang ada didalam perut dan kulit akan meleleh dan mereka akan dihukum dengan gantungan batang-batang besi (22:19). Muslim dilarang untuk berhubungan dengan saudara laki-laki dan ayah mereka jika mereka bukan Muslim (9:23), (3:2).

Untuk para wanita, Quran menegaskan bahwa derajat mereka lebih
rendah dari para laki-laki dan jika mereka tidak menghiraukan suami, suami berhak memukul mereka (4:34). Hukuman karena tidak menghiraukan suami tidak berakhir disini, namun setelah mereka meninggal mereka akan masuk neraka (66:10).

Quran menekankan superioritas kaum laki-laki dengan menegaskan bahwa laki-laki menpunyai kelebihan dari kaum wanita (2:228). Tidak hanya menolak persamaan hak wanita dalam hal warisan (4:11-12), tapi juga menganggap mereka bodoh dan menyatakan bahwa kesaksian mereka di pengadilan hanya diakui jika disertai oleh pernyataan dari seorang lelaki(2:282). Hal ini berarti bahwa seorang wanita yang di perkosa tidak bisa menuduh pemerkosa kecuali mempunyai saksi empat laki2.

Muhamad mengizinkan laki-laki Muslim untuk menikahi sampai 4 istri (meskipun dia sendiri mempunyai lebih banyak istri) dan memberi mereka izin untuk menikmati para wanita tawanan perang, sebanyak yang mereka dapat tawan atau mampu beli (4:3), meskipun wanita tsb sudah menikah (4:24).

Inilah kelakuan seseorang yang menyebut diri sendiri Nabi suci dan Rahmatan lil alamin, kemurahan Tuhan bagi semua ciptaanNya ?? Jawairiyah, Rayhanah dan Safiyah adalah gadis2 cantik yang ditawan ketika pasukan Muhamad membantai suku Bani al-Mustaliq, Qurayza dan Nadir. Nabi menyembelih suami, ayah dan angota keluarga lelaki mereka dan mengizinkan para pengikutnya memperkosa mereka, sementara dia sendiri mengambil yang tercantik untuk dia sendiri dan memperkosa mereka pada hari yang sama saat mereka masih mengalami shock akibat menyaksikan pembantaian orang-orang yang mereka cintai.

Disaat dunia mencapai teknologi canggih, masih ada saja negara miskin yang mengaku punya senjata nuklir dan biologis. Sedikit kesalahpahaman saja dapat mengakibatkan hal parah. Agama selalu menjadi sumber utama kesalahpahaman diantara umat manusia. Karena agama, banyak orang siap untuk mati, membunuh dan menghancurkan segalanya.

Dalam beberapa dekade terakhir, akibat kekayaan minyak di negara-negara Islam, banyak terjadi imigrasi muslim ke segala penjuru dunia. Akibatnya, fundamentalis Islam berkembang pesat dan membangkitkan kembali semangat Jihad. Semangat ini diterjemahkan dalam bentuk terorisme, revolusi dan kekacauan yang membahayakan perdamaian dunia. Trilyunan nyawa menghadapi bahaya.

Mari kita berhenti sebentar disini dan memeriksa kembali Islam ...

Apakah benar Muhamad pembawa firman Tuhan atau orang gila seperti Hilter yang memanfaatkan sentimen agama pada orang bodoh untuk menaklukkan, menguasai dan memenuhi keinginannya yang tak terpuaskan?

Islam adalah sekte agama yang diciptakan oleh orang gila yang tidak dapat direformasi dan harus dimusnahkan. Islam harus dihapuskan bukan karena Quran mengatakan bahwa bumi datar atau bahwa hujan meteor adalah senjata misil yang ditembakkan Jin yang memanjat langit untuk menguping percakapan lembaga surgawi. Cerita bodoh ini cukup dijadikan bahan tertawaan. Namun Islam harus ditantang dengan nalar/logika karena Islam mengajarkan kebencian, memerintahkan pembunuhan para non-muslim, merendahkan derajat wanita dan melanggar hak-hak azazi manusia. Islam harus ditantang bukan karena tidak benar tapi karena bersifat merusak, karena sangat berbahaya, mengancam perdamaian dan keamanan manusia. Dengan berkembangnya senjata pembunuh massal di negara-negara Islam, Islam adalah ancaman serius bagi kelangsungan kehidupan masyarakat kita.

Agar anda mengerti sifat jahat dari Islam kami pilih beberapa ayat dari Quran dan menukar kata-kata “Muslim” dengan “Non-Muslim” dan begini bunyi ayat2 tsb:

Kami akan menyebar teror kedalam hati para Muslim. Karena itu hantam kepala dan setiap ujung jari mereka 8:12

Jangan non-Muslim berteman atau mengambil pembantu dari para Muslim 3:28

Bangkitkan para non-Muslim untuk berperang melawan Muslim 8:65

Kemudian perangi dan sembelih para Muslim dimanapun kau temui 9:5

Perangi para Muslim, dan Tuihan akan menghukum mereka dengan tanganmu, selimuti mereka dengan malu 9:14

Oh kalian non-Muslim jangan jadikan sebagai pelindungmu ayahmu dan saudara laki-mu jika mereka mencintai Islam 9:23

Oh kalian non-Muslim! Muslim yang benar adalah najis 9:28

Oh kalian non-Muslim! Perangi para Muslim disekitarmu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu 9:123

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. 47:4

Nah, bagaimana perasaan anda sebagai Muslim? Senangkah anda kalau ada kitab suci yang berbunyi demikian ? Apakah anda tidak mulai bertanya: mana mungkin ayat2 ini datang dari Tuhan ? Mengapa tidak mungkin ayat-ayat ini datang dari SETAN ?

Silahkan baca Quran dan asal muasal cerita kehidupan Muhamad. Jangan percaya para penipu yang bertugas membela Islam tetapi pelajarilah sejarah yang ditulis oleh para sejarawan jaman permulaan Islam. Baca buku Al Waqidi, Ibn Ishaq, dan Al Tabari’s. Baca Hadis dan lihat sendiri bahwa yang saya tulis adalah benar. Nenek moyang kita dipaksa untuk memeluk Islam dan ayah-ayah kita tidak mempunyai keberanian bertanya. Tetapi kini kita mempunyai kesempatan. Sudah waktunya kita memandang kembali kepercayaan kita (Islam), paling tidak mengerti hal yang kita percayai.

Website ini membongkar kebenaran yang pahit tentang Islam. Membuktikan bahwa Islam bukanlah agama dari Tuhan. Jika kau tidak setuju, BUKTIKAN SAYA SALAH dan saya berjanji untuk menghilangkan website ini. Saya tantang para pembela Islam untuk membuktikan kesalahan saya. Kalau tidak, mereka harus berhenti membohongi dunia. Banyak Muslim sudah mencoba menantang saya dan gagal. Saya mengundang anda untuk belajar sisi gelap dari Quran dan Hadis dengan membaca artikel dari berbagai pengarang (pada umumnya ex-Muslim) dan transkrip perdebatan yang saya miliki dengan para pembela Islam yang mencoba menjelaskan ketidakmasukakalan Islam.